Tuesday 23 April 2013

Bawa 10 Jrigen Bensin, Angkutan Umum Meledak


Bawa 10 Jrigen Bensin, Angkutan Umum Meledak
KUNDUR: Terjadi kecelakaan antara pengendara motor dengan angkutan umum yang membawa 10 jrigen bensin  sekitar pukul 17.00WIB di Jalan Kampung Baru, Kundur Utara (22/4) Senin sore.
Sebut saja Yanto (69) yang baru saja keluar dari salah satu warung  yang ada di Kampung Baru harus menahan sakit  karena sebuah angkutan umum menyerempetnya.
Angkutan umum yang membawa 10 jrigen bensin ini langsung oleng ke luar jalan. Dengan melihat kondisi  Yanto yang sudah tergeletak di jalan raya, sopir itu pun turun untuk membantu orang tua itu. “Untungnya sopir itu kenal dengan Yanto ini, ia pun mau berencana membantunya membawa ke rumah sakit terdekat dengan menggunakan angkutannya,” ujar Rapi, salah satu saksi mata.
Setelah sopir  mau menyalakan mobilnya, mobil itu tidak menyala. Mereka pun keluar dari mobil itu untuk mencari kendaraan yang bisa membawa Yanto ke rumah sakit terdekat. Setelah mereka keluar dan belum jauh dari mobil, angkutan umum yang belum jauh darinya itu pun meledak dan mengenai penggung dan tangan kiri Yanto. “Angkutan umum ini meledak karena bensin yang di bawanya tumpah dan ada terjadi konslet saat mobil mau di nyalakan tadi,” jelas Rapi lagi. Akibatnya, Yanto mengalami luka bakar pada punggung dan tangan kirinya.

Peninggalan Sejarah Yang Harus Dilindungi


Peninggalan Sejarah Yang Harus Dilindungi
Tanjungpinang merupakan daerah yang banyak peninggalan sejarahnya. Salah satunya adalah Makam-makam yang ada di Sungai Carang. Senin (25/3) sekitar pukul 10.00 WIB, Makam Daeng Celak ramai dikunjung masyarakat, mahasiswa, dan para zuriat raja-raja kerajaan melayu. Hal ini dikarenakan zuriat raja-raja dan para tokoh melayu resah dengan adanya penambangan bauksit yang semangkin tidak memikirkan adanya cagar alam dan budaya yang harus dilindungi di Sungai Carang ini. “Kami merasa bimbang dengan adanya pertambangan-pertambangan bauksit ini, karena takut situs sejarah ini akan musnah,” ujar Bapak Raja Mansur salah satu dari zuriat raja-raja.
Hingga saat ini, pertambangan bauksit yang terjadi disekitar makam-makam raja belum ada tanda-tanda berhenti, yang ada semangkin menjadi bahkan merajalela menambang samapi disekitar makam bersejarah itu. Para zuriat raja-raja dan tokoh melayu sebenarnya sudah pernah mealporkan hal ini pada Pemko Tanjungpinang pada tahun 2011 yang lalu, namun tidak ada upaya dari Pemko untuk memperhatikan peninggalan-peninggalan bersejarah ini.
“Seperti yang diketahui, Daeng Celak merupakan Yang Dipertuan Muda Riau II yang memerintah pada tahun 1728-1745, menggantikan Daeng Marewa (Yang Dipertuan Muda Riau I). Daeng Celak merupakan salah satu Upu Bugis yang berkawin dengan bangsawan  melayu bernama Tengku Mandak. Setelah Yang Dipertuan Muda Riau III (Daeng Kamboja) maka jabatan Yang Dipertuan Muda selanjutnya dipegang oleh anak cucu Daeng Celak yang sudah berketurunan Melayu Bugis, dimulai oleh anaknya yang bernama Raja Haji Fisabilillah (Yang Dipertuan Muda Riau IV),” jelas salah satu tokoh melayu dan sekaligus Dekan FKIP UMRAH, Abdul Malik. Sebagai salah seorang yang telah mendirikan kerajaan melayu hingga seperti saat ini, seharusnya kita sebagai masyarakat melayu yang ada ditanah melayu ini dapat menjaga dan melestarikan cagar alam dan budaya yang sudah ada sejak dulu ini. Sehingga identitas dan sejarah  daerah kita ini tidah hilang begitu saja, “karena ini merupakan suatu kebanggaan juga untuk kita semua memiliki peninggalan bersejarah yang sudah ada dicatatan dunia ini dan kita tinggal merawatnya saja takkan tidak bias?,” jelas Abdul Malik.

Sunday 21 April 2013

Rebutan Cewek, 2 Pelajar Berkelahi



 Rebutan Cewek, 2 Pelajar Berkelahi

PINANG, METRO: Dua pelajar cowok sebuah SMA Negri di Tanjungpinang, terlibat perkelahian di sekitar Ramayana, Jalan Wiratno, Tanjungpinang, Sabtu (23/3) sekitar pukul 14.00 WIB. Menurut penjelasan dari salah seorang dari mereka, perkelahian terjadi karena rebutan cewek.

Seorang polisi dari Reserse dan Kriminal Polres Tanjungpinang menuturkan, siang itu ketika ia sedang melewati jalan depan Ramayana, dilihatnya pelajar-pelajar sedang duduk berkumpul dan masih mengunakan seragam sekolah lengkap. Sekitar 30 menit kemudian, ia kembali melewati jalan itu. “waktu itu saya lihat mereka sudah ramai berdiri, mebuat lingkran,” ujarnya.

Melihat hal itu, ia pun curiga dan segera menghampiri para pelajar itu. Ketika sudah dekat dengan lingkaran itu, ternyata ada dua pelajar yang berkelahi. “Jadi saya langsung turun dari motor dan membubarkan mereka,” jelasnya.