Wednesday 15 January 2020

Aksara Cinta Untuk Ayah Bunda

Hamparan sunyi terbentang luas sekali malam ini. Ceria senja tadi pun tak tersisa sama sekali. Apalagi bising kota yang hanya terdengar seketika lalu lenyap dimakan hening.
"Ada apa? Kenapa beda gulita malam ini? Ah..biarlah!", gerutu ku dalam hati.

Suara jangkrik menyambut nyaring. Saling bersaut dengan temannya. Seolah memang isyarat mereka jika satu bersuara yang lain pun ikut bersuara. Namun tak mengubah sepi, suasana tetap mati. Justru suara jangkrik menambah sepi menjadi lebih dalam, membawa pikiran ikut tenggelam.

Tiba-tiba pikiran ku terusik dengan datangnya sosok yang selalu ku ibaratkan pelita dalam hidupku, meski redup tapi menenangkan. Teringat di desa ketika sepi tiba, aku memilih duduk sendiri di depan rumah. Namun Ia selalu datang menemani, mengajak bercerita serta bercanda. Ia selalu punya cara untuk memecahkan segala sepi. Belum lagi sosok kekar yang kulihat dari kejauhan sedang beraktifitas lugu di meja tuanya. Dengan khas lampu penerang di kepala menambah keluguan yang tak terkira. Tak ketinggalan anak muda yang ku lihat sedang mengotak-atik motor kesayangannya, dengan bawaan yang tak jauh beda dengan sosok kekar tadi. Ia adalah adik ku satu-satunya, dan adik yang paling aku sayang. Orang yang sedikit cuek dan tidak bisa duduk diam dirumah.

Kriiing.....! Dering sms membuyarkan lamunan ku yang telah jauh tadi. Aku baru tersadar bahwa aku sedang memikirkan mereka semua. Rasa bersalah kini bersarang hebat di benakku, sebab jarang menghubungi keluarga. Mungkin sebulan hanya sekali aku memberi kabar lewat telefon, itu pun kalau aku merasa perlu. Bertemu hanya sekali dalam setahun, terkadang membuat rindu selalu datang tiba-tiba. Memang jarak kota yang ku tinggal sekarang dengan desa asal ku terbilang jauh. Harus menyeberangi rentang lautan menggunakan speed boat selama tiga jam baru sampai. Aku pulang ketika lebaran datang, selebihnya ku habiskan waktu di kota.

Aku Hera, pemuda perantau yang terlalu asik main jauh. Hingga kadang aku lupa dari mana aku berasal dan siapa yang membesarkan. Meski kerja serabutan di kota orang tapi malah betah diperantauan. Hampir delapan tahun aku berpisah dengan desa dan keluarga. Bermula dari menuntut ilmu di perguruan tinggi negeri disini, kini malah enggan kalau memilih hidup di desa.

Lamunan tadi tak berhenti, terus berkeliaran diruang ingat ku. Tergambar jelas seluruh aktifitas mereka ketika malam hari. Garis wajah dan keriput keningnya terlukis disetiap gerakaknny, hasil kerja keras yang selama ini ia pertaruhan demi membesarkan buah hatinya. Aku semakin resah, sepi benar-benar mengoyak sadar ku. Terus membongkar pertahanan ketidakpedulian ku selama ini.

Jam sudah menunjukkan pukul 23.11. Kulangkahkan kaki menuju kamar dan membaringkan tubuh diatas kasur usang ku. Meski usang dan lusuh, ia selalu menghantarkan ku ke mimpi terindah. Ku hidupkan musik kesukaan ku sebagai teman tidur. Aku tidak terbiasa tidur tanpa alunan lagu. Mungkin sudah menjadi candu, rasanya beda sekali kalau tidur tanpa ada suara yg menghantarkan.

*********

Siang itu terlihat disekitar ku ramai sekali. Orang-orang berkerumunan dengan kesibukannnya masing-masing. Entah apa yg mereka sedang lakukan, sama sekali mata ku tak menangkap jelas itu apa. Herannya mereka semua beraktifitas tanpa ada suara sedikit pun. Senyap, sepi, seperti benda-benda mati yang bergerak sendiri. Mata ku terpana dengan beberapa orang di sudut sana, yang sepertinya aku mengenalnya. Sedikit samar, tapi hati ini merasa bahwa benar-benar mengenal mereka. Aku mencoba mengayunkan langkah dan mendekati orang-orang itu. Ternyata benar, aku mengenal mereka. Mereka adalah kakak-kakak dari ibu ku. Ada sesuatu yang mereka sedang lakukan diantara kerumunannya. Seperti menutup-nutupi, namun aku berusaha mencari tau apa yang sedang mereka lakukan. Aku tersentak hebat, setelah melihat dibalik orang-org itu ada duapasang mata menatap kosong melihat ku. Ibu dan Bapak ku terbaring tak berdaya, seolah semua organ tubuhnya tak berfungsi. Hanya tatapan-tatapan kosong yang membunuh semua indera perasa ku. Aku ingin berteriak dan mendekati, tetapi seluruh badanku terasa terkunci. Orang-orang terus mengangkat kedua tubuh itu dan menjauh. Tiba-tiba aku terbangun dan mendapati bahwa tadi cuma mimpi. Tapi badan ini lemas sekali, seperti mimpi tadi benar-benar nyata kusaksikan. Segera ku bangun dan mengambil segelas air untuk menenangkan pikiran. Lalu baring dan memikirkan. "Ada apa mereka? Kenapa aku jadi takut sekali. Kenapa resah ku berlanjut sampai ke mimpi", gumam ku dalam hati. Rasanya aku tak ingin terlelap lagi sampai mentari menyapa esok pagi. Ku lihat jam ternyata masih malam sekali, pukul 02.40. Ku rebahkan lagi tubuhku, sampai tidur melalap sadar ku.

Hari ini aku bangun lebih pagi dari biasanya meski libur. Hal yang paling utama aku cari ketika tersadar tadi adalah telefon genggam ku.
Pulsa Rp 21 s/d 26.02.2018. Baru!UNLIMITEDAPPS+YOUTUBE, NelpSMS
Begitulah tertulis dilayar hp setelah ku cek pulsa.
Jam masih menunjukkan pukul 05.45. "Pasti warung didepan situ belum buka jam segini", ucap ku dalam hati.

Ketidaksabaran ingin menelfon keluarga di Desa terlaksana juga ketika pulsa telah terisi. Langsung ku cari kontak yang ku beri nama Emak dan langsung ku telefon. Beberapa kali ditelfon namun tidak ada yang menjawab disana. "Apa mereka belum bangun tidur", tanya ku dalam hati. Aku coba terus menghubungi. Terdengar suara lemah yang menjawab.
"Halo..Assalamualaikum"
"Walaikumsalam, Mak"
"Kok gak pernah nelfon Emak?" (dengan nada lemas)
Ibuku langsung melontarkan pertanyaan seperti itu.
"Emak sampai kangen, pengen dengar suara mu, Nak".
Belum sempat ku jawab Ibu langsung memaku dengan kalimat itu.
Aku bingung sekali mau jawab apa. Yang kurasa hanya rasa bersalah. Tanpa diberi aba-aba air mata ku mengalir dari kedua sela kelopak mata dan membasahi pipi.
"Apa kabar, Mak?"
"Sehat".
"Sehat kok suaranya lemas?"
"Bapak mu saja yang lagi gak sehat, sudah beberapa hari ini sakit. Mungkin kecapeaan bekerja", kata Ibu menjelaskan.
Perasaan ku semakin berkabut mendengar orang yang paling tegar dan kuat akhirnya terbaring lesu. Mungkin inilah jawaban dari kegelisahan dan mimpi kemarin. Aku sadar, bahwa kabar ku akan membuat mereka lega dan baik-baik saja. Tapi kenapa aku egan sekali mengabari mereka selama ini tanpa merasa bersalah. Aku bersyukur sekali jawabannya hanya ini, tidak bisa membayangkan kalau gelisah kemarin jawabannya lebih berat. Pasti tidak siap dan tidak kuat menerimanya. Sejak itu aku berjanji pada diri, bahwa aku akan mengabari sesering mungkin walau hanya sepotong sms.

"Ayah dan Bunda ibarat seperti lilin kecil, mereka rela membakar dan menghabiskan diri demi menerangi orang disekitarnya"

Thursday 20 June 2019

Sunday 13 December 2015

Daftar Riwayat Hidup



DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)
DATA PRIBADI
Nama                                       : Ramdani Hermansyah
Tempat, Tanggal Lahir  : Sungai Ungar, 28 Maret 1992
Alamat                                     : Jalan Transito Gang. Suka Jaya IV No. 53
Jenis Kelamin                           : Laki-Laki
Agama                                     : Islam
Asal                                         : Sungai Ungar Tanjungbatu Kundur, Karimun
Kewarganegaraan                     : Indonesia
No. Hp                                                : 081277131995
Email                                        : ramdanihermansyah@gmail.com

DATA PENDIDIKAN
Sekolah Dasar                          : SD Negeri 010 Sungai Ungar Kec. Kundur (1998-2004)
SMP                                        : SMP Negeri 1 Kundur Utara (2004-2007)
SMA                                        : SMA Negeri 2 Kundur (2007-2010)
Perguruan Tinggi                       : Universitas Maritim Raja Ali Haji
                                                  Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
                                                  (2010-2015)
DATA PRESTASI
·        Juara I Pekan Olahraga Pelajar Wilayah (POPWIL) se-Sumatra di KEPRI, 2008
·        Juara I Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) di D.I.Y, 2009
·        Juara I Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) di BATAM, 2010
·        Juara I Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) di KEPRI, 2011
·        Juara I Kejohanan Pencak Silat UPSI & Jemputan Universiti ASEAN ke-2 di Malaysia, 2011
·        Juara I Pekan Silat SIJORI VIII di Bintan, 2012
·        Juara I Kejuaraan Olahraga Negara Perbatasan cabang Pencak Silat di Batam, 2013
·        Juara III Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) XIII di Yogyakarta, 2013
·        Juara II Kejuaraan Pencak Silat UPSI & Jemputan Antarbangsa ke-4 di Malaysia, 2013
·        Juara II Kejuaraan Pencak Silat UPSI & Jemputan Antarbangsa ke-5 di Malaysia, 2014
·        Juara II Kejuaraan Nasional (KEJURNAS) Pencak Silat Antar Perguruan Tinggi V di UGM Yogyakarta, 2014
·        Juara II Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) KEPRI III di Karimun, 2014

Saturday 22 June 2013

Satu Pesilat UMRAH Masuk Semi Final



Satu Pesilat UMRAH Masuk Semi Final

PERAK – Satu pesilat UMRAH Indonesia berhasil melaju ke semi final usai menaklukkan lawannya pada babak 8 besar, Sabtu (25/5) pagi, pada Kejuaraan Pencak Silat UPSI dan Jemputan Antarbangsa kali ke-4 2013.
Ramdani Hermansyah yang turun di kelas A menang telak dengan skor 5-0 atas pesilat dari Singapura, Muhammad Ridhwan Bin Selamet. Namun, empat pesilat andalan UMRAH lainnya gagal di 8 besar. Agus yang dikalahkan pesilat dari Kelantan, Sabri yang kalah dengan pesilat dari Pahang, juga Meilan yang dikalahkan pesilat dari Singapura.
Di semi final, Ramdani akan menghadapi pesilat tangguh dari Pahang, Mahathir Bin Nur Kaferi. Dengan masuk di empat besar minimal Ramdani sudah menyumbangkan medali perunggu bagi tim UMRAH Indonesia. “Jika berhasil mengatasi pesilat Pahang ini, tidak menutup kemungkinan Ramdani melaju ke final”, tutur Riky sebagai pelatih. (rh)


Tim UMRAH Bawa Satu Medali



 Tim UMRAH Bawa Satu Medali


PERAK - Tim UMRAH bawa satu medali perak pada Kejuaraan Pencak Silat UPSI dan Jemputan Antarbangsa kali ke-4 2013. Ramdani yang gagal di partai final setelah di tundukkan pesilat dari Malaysia, Minggu (26/5) pagi.
Namun, kekalahan Ramdani  tidak mengecewakan, karena Ramdani sudah menunjukkan kemampuannya semaksimal mungkin. Ramdani juga masuk ke partai VIP, yaitu partai yang sekaligus mencari kategori pemain terbaik. Dari babak penyisihan sampai ke semi final, para juri sudah melirik permainan Ramdani yang selalu menang  telak dan bermain bersih tanpa ada teguran. Dari situ Ramdani diputuskan untuk masuk ke partai VIP.
Saat di final, Ramdani hanya kalah 4-1 dari pesilat Malaysia. “Ini sudah menunjukkan prestasi yang luar biasa, ini juga bisa memotivasi pesilat-pesilat UMRAH lainnya untuk lebih giat lagi berlatih “, jelas salah satu pengurus tim, Yuli.