SANG LEGENDA PENCAK SILAT INDONESIA
Abbas
akbar, itulah nama lengkapnya. Pria yang lahir di Jakarta, 6 November 1973 ini
adalah sang legenda Pencak Silat yang sudah mengharumkan nama Indonesia sejak
tahun 1986. Pria yang biasa akrab di panggil Abbas ini sekarang menjabat sebagai Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat
Indonesia (PB.IPSI) sekaligus Pelatih Nasional sudah banyak menelorkan pencak
silat berprestasi termasuk menjadi juara dunia. Namun nama Abas Akbar tentu
cukup fenomenal. Sikap rendah hati dan selalu mengoreksi diri sudah menjadi
cermin hidup seorang Abas. Pesilat kelahiran Jakarta 6 Nopember 1973 dari
pasangan Dja’far Hattamarasjid (ayah) dan Marice (ibu) ini dalam setiap bertanding
selalu mengutamakan kejujuran dan sportivitas. Inilah yang menjadi motivasi
bagi setiap generasi pesilat di Indonesia.
Kemenangan dan menjadi juara adalah sesuatu hal yang tak
begitu penting. Buat apa meraih sebuah kemenangan dengan cara-cara tidak jujur
atau jauh dari sportivitas. Artinya kita harus menang tanpa lawan merasa
disakiti. ‘’Prinsipnya, lawan jusru harus dibuat tunduk secara terhormat dan
bukan penasaran karena kalah atas kecurangan,”katanya.
Dalam setiap bertanding pun Abas senantiasa ingin tampil bagus sehingga wasit dan juri akan simpatik dan penonton juga turut simpatik. Caranya dengan hanya satu main sportif dibarengi teknik tinggi. Bahkan saat menang pun, Abas selalu introspeksi diri. Karena dia tak ingin menang sementara lawan protes dan penonton pun tak puas. Introspeksi atau koreksi diri itu penting apakah kemenangan itu meragukan atau untung-untungan. Kemenangan demi kemenangan yang kita capai sampai akhirnya menjadi juara sesungguhnya menjadi alat atau media untuk mengukur sejauhmana kita sudah menguasai latihan. Sebab, kerap kali antara hasil latihan dengan hasil akhir dalam suatu pertandingan tak sama. Melalui koreksi itu pula Abas akan segera mengetahui kesalahannya sehingga pada arena berikut tampil lebih baik lagi. “Pokoknya setiap kemenangan bagi saya untuk mengoreksi diri saya. Sedangkan arti kekalahan bagi saya justru sebagai motivasi untuk memacu diri agar lebih berlatih dan memperbaiki kekurangan,” katanya. Mengenal olahraga silat sejak duduk di bangku SD kelas 4 tahun 1983. Saat itu Abas sudah serius berlatih. Awalnya dulu di sekolah Abas dikenal suka berkelahi dan bandel. Orang tuanya justru menyuruh untuk bergabung berlatih silat. Dua tahun berlatih, Abas yang di lingkungan keluarganya dijuluki pendekar lincah ini langsung meraih prestasi. Pada Tahun 1985, tatkala Abas berusia 11 tahun sudah berpredikat juara nasional junior di Bali. Abas kemudian menceritakan memilih silat karena senang melihat latihan bela diri.Selain itu Pencak Silat mengajarkan ketaqwaan, kejernihan berpikir, mental dan mempertebal iman. Sebab pencak Silat umumnya membimbing insan ke jalan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan akhlak yang baik, kita dapat menjaga diri dengan baik pula. Abas beranggapan bahwa dengan Pencak Silat, selain berolahraga juga mengisi rohani dan keagamaan. Pencak Silat menurut Abas memiliki teknik yang lengkap. Mulai dari bantingan hingga tendangan ada pada pencak silat. Oleh karenanya, sejak total menggeluti cabang ini, Abas berjanji pada diri sendiri bahwa Pencak Silat itu adalah bagian dari kehidupannya. ‘’Kalau bisa terus berprestasi, saya tentu menggeluti dunia silat sampai seumur hidup ini.Karena itu saya berusaha menjaga kondisi secara maksimal,”papar karyawan Bank Sumsel ini.
Dalam setiap bertanding pun Abas senantiasa ingin tampil bagus sehingga wasit dan juri akan simpatik dan penonton juga turut simpatik. Caranya dengan hanya satu main sportif dibarengi teknik tinggi. Bahkan saat menang pun, Abas selalu introspeksi diri. Karena dia tak ingin menang sementara lawan protes dan penonton pun tak puas. Introspeksi atau koreksi diri itu penting apakah kemenangan itu meragukan atau untung-untungan. Kemenangan demi kemenangan yang kita capai sampai akhirnya menjadi juara sesungguhnya menjadi alat atau media untuk mengukur sejauhmana kita sudah menguasai latihan. Sebab, kerap kali antara hasil latihan dengan hasil akhir dalam suatu pertandingan tak sama. Melalui koreksi itu pula Abas akan segera mengetahui kesalahannya sehingga pada arena berikut tampil lebih baik lagi. “Pokoknya setiap kemenangan bagi saya untuk mengoreksi diri saya. Sedangkan arti kekalahan bagi saya justru sebagai motivasi untuk memacu diri agar lebih berlatih dan memperbaiki kekurangan,” katanya. Mengenal olahraga silat sejak duduk di bangku SD kelas 4 tahun 1983. Saat itu Abas sudah serius berlatih. Awalnya dulu di sekolah Abas dikenal suka berkelahi dan bandel. Orang tuanya justru menyuruh untuk bergabung berlatih silat. Dua tahun berlatih, Abas yang di lingkungan keluarganya dijuluki pendekar lincah ini langsung meraih prestasi. Pada Tahun 1985, tatkala Abas berusia 11 tahun sudah berpredikat juara nasional junior di Bali. Abas kemudian menceritakan memilih silat karena senang melihat latihan bela diri.Selain itu Pencak Silat mengajarkan ketaqwaan, kejernihan berpikir, mental dan mempertebal iman. Sebab pencak Silat umumnya membimbing insan ke jalan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan akhlak yang baik, kita dapat menjaga diri dengan baik pula. Abas beranggapan bahwa dengan Pencak Silat, selain berolahraga juga mengisi rohani dan keagamaan. Pencak Silat menurut Abas memiliki teknik yang lengkap. Mulai dari bantingan hingga tendangan ada pada pencak silat. Oleh karenanya, sejak total menggeluti cabang ini, Abas berjanji pada diri sendiri bahwa Pencak Silat itu adalah bagian dari kehidupannya. ‘’Kalau bisa terus berprestasi, saya tentu menggeluti dunia silat sampai seumur hidup ini.Karena itu saya berusaha menjaga kondisi secara maksimal,”papar karyawan Bank Sumsel ini.
Abas
juga tak melupakan jasa kedua orang tuanya khususnya ayahnya. Ayahnya Dja’far
paling berjasa dalam karir dan prestasinya selama ini. Dan dari seabrek
prestasi yang telah direbutnya selama ini, Kejuaraan dunia tahun 1994,
merupakan kejuaraan yang paling berkesan . Sebab pada saat itu di final kelas
55-60 kilogram, Abas bertemu dengan pesilat tuan rumah yang juga merupakan
juara Thaiboxing, Apichat Sudamar dari Thailand. Pertandingan itu disaksikan
Prabowo Subianto yang kini Ketua Umum PB. IPSI serta sejumlah petinggi Thailand
lainnya.
Abas mengetahui kalau olahraga Thaiboxing itu merupakan olahraga keras yang dapat menghancurkan kaki dan muka. Namun Abas tidak gentar sedikitpun.Walaupun dengan muka berdarah dan kaki serasa hancur, Abas dapat memenangkan partai final itu. Ternyata silat dapat mengalahkan olahraga tradisional Thailand. Faktor penting dalam menghadapi pertandingan yaitu persiapan diri, termasuk pakaian harus bersih .Ibarat Prajurit, segala keperluan harus dipersiapkan sebaik-baiknya. Abas tak lupa memohon lindungan Tuhan. ‘’Dengan Penampilan baik, seperti rambut, pakaian bersih akan menambah percaya diri dan keyakinan,” tutur Abas.
Abas mengetahui kalau olahraga Thaiboxing itu merupakan olahraga keras yang dapat menghancurkan kaki dan muka. Namun Abas tidak gentar sedikitpun.Walaupun dengan muka berdarah dan kaki serasa hancur, Abas dapat memenangkan partai final itu. Ternyata silat dapat mengalahkan olahraga tradisional Thailand. Faktor penting dalam menghadapi pertandingan yaitu persiapan diri, termasuk pakaian harus bersih .Ibarat Prajurit, segala keperluan harus dipersiapkan sebaik-baiknya. Abas tak lupa memohon lindungan Tuhan. ‘’Dengan Penampilan baik, seperti rambut, pakaian bersih akan menambah percaya diri dan keyakinan,” tutur Abas.
No comments:
Post a Comment