Saturday 15 June 2013

WISATA di CANDI BOROBUDUR


Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I.Y) atau sering disebut Jogja merupakan tujuan wisata utama di Indonesia. Salah satunya adalah di Candi Borobudur. Candi Borobudur merupakan monumen Buddha termegah dan kompleks stupa terbesar di dunia yang diakui oleh UNESCO. Bangunan Candi Borobudur secara keseluruhan menjadi galeri akan mahakarya para pemahat batu. Candi Borobudur terletak di Magelang Jawa Tengah sekitar 40 Km dari Yogyakarta. Candi Borobudur merupakan obyek wisata yang menarik banyak wisatawan local maupun mancanegara. Jumlah wisatawan yang mengunjungi candi ini terus meningkat.
Borobudur dibangun sekitar tahun 800 Masehi atau abad ke-9. Candi Borobudur dibangun oleh para penganut agama Buddha Mahayana pada masa pemerintahanWangsa Syailendra. Candi ini dibangun pada masa kejayaan dinasti Syailendra. Pendiri Candi Borobudur yaitu Raja Samaratungga yang berasal dari wangsa atau dinasti Syailendra. Kemungkinan candi ini dibangun sekitar tahun 824 M dan selesai sekitar menjelang tahun 900-an Masehi pada masa pemerintahan Ratu Pramudawardhani yang adalah putri dari Samaratungga. Sedangkan arsitek yang berjasa membangun candi ini menurut kisah turun-temurun bernama Gunadharma.
Arti nama Borobudur yaitu "biara di perbukitan", yang berasal dari kata "bara" (candi atau biara) dan "beduhur" (perbukitan atau tempat tinggi) dalam bahasa Sansekerta. Karena itu, sesuai dengan arti nama Borobudur, maka tempat ini sejak dahulu digunakan sebagai tempat ibadat penganut Buddha. Candi ini selama berabad-abad tidak lagi digunakan. Kemudian karena letusan gunung berapi, sebagian besar bangunan Candi Borobudur tertutup tanah vulkanik. Selain itu, bangunan juga tertutup berbagai pepohonan dan semak belukar selama berabad-abad. Kemudian bangunan candi ini mulai terlupakan pada zaman Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-15.
Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1956, pemerintah Indonesia meminta bantuan UNESCO untuk meneliti kerusakan Borobudur. Lalu pada tahun 1963, keluar keputusan resmi pemerintah Indonesia untuk melakukan pemugaran Candi Borobudur dengan bantuan dari UNESCO. Namun pemugaran ini baru benar-benar mulai dilakukan pada tanggal 10 Agustus 1973. Proses pemugaran baru selesai pada tahun 1984. Daftar Tujuh Keajaiban Dunai telah berganti berulan kali dan sering kali Borobudur termasuk di dalamnya.UNESCO memasukkan bangunan ini dalam daftar Warisan Budaya Dunia pada 1991 dan berperan besar dalam mengembalikan kemegahan Borobudur.
Pada waktu itu, Tim POPNAS Kepulauan Riau memilih Candi Borobudur sebagai tempat wisata setelah beberapa hari bertanding di Jogja. Mereka memilih ke Candi Borobudur karena Candi Borobudur merupakan bangunan megah yang disebut candi terbesar di dunia, yang juga salah satu keajaiban dunia pada waktu itu. Mereka kagum dengan kemegahan bangunanya. Kemegahanya itulah yang telah menarik perhatian Tim ini untuk mengunjungi Candi Borobudur. Candi Borobudur ini juga mempunyai keunikan pembangunannya, yaitu bahan dasarnya adalah batuan yang mencapai ribuan meter kubik jumlahnya, sebuah batu beratnya ratusan kilogram. Hebatnya, untuk merekatkan batu tidak digunakan semen. Antarbatu hanya saling dikaitkan, yakni batu atas-bawah, kiri-kanan, dan belakang-depan.
Setibanya di depan Candi Borobudur, mereka semua diminta untuk mengenakan batik sebelum menaiki candi. Tak lama mereka pun sampai dikawasan candi dan memulai untuk mengelilingi candi. Mereka berjalan dari tingkat yang paling bawah hingga puncaknya. Mengamati satu per satu gambar-gambar yang terukir di batuan candi, serta memandang bukit-bukit di sekeliling candi yang menghijau. Tak lepas dari pemandangan yang sangat indah dari atas candi yang juga di hiasi dengan awan putih yang menyelimuti Gunung Merapai.
Dari puncaknya memang banyak terlihat pemandangan-pemandangan indah yang menyihir mata untuk tidak melepaskan pemandangan ini. Namun sayangnya, petugas selalu mengingatkan mereka bahwa hanya boleh berada di puncak selama 10 menit saja. Tak lama mereka pun turun dari puncaknya sambil tidak lepas foto-foto untuk mengabadikan moment-moment indah ini.
Sesampainya dibawah candi, masih banyak tempat yang mereka kunjungi. Salah satunya adalah Galeri Unik dan Seni Borobudur yang letaknya juga tidak begitu jauh dari candi. Mereka pun langsung menuju galeri itu. Di dalam galeri itu, banyak kita temui hal-hal yang sangat unik. Ada lukisan-lukisan yang gambarnya bermacam-macam, patung Budha yang terbuat dari emas yang hanya berukuran tak lebih dari jempol bayi manusia, dan lainnya.
Dilantai dua, terlihat sosok manusia kecil tengah duduk di antara papan-papan yang dipakai untuk memajang foto dan gambar-gambar. Tinggi badanya tak lebih dari satu meter, bahkan ada dari salah seorang yang jongkok disampingnya, dia masih terlihat lebih pendek. Disamping itu, ada pakaian terbesar mungkin muat lebih dari 50 orang jika memakainya, ada juga boneka Anoman yang besarnya sama dengan ukuran pakaian itu. Banyak lagi hal yang unik yang terdapat didalam galeri itu.
Walaupun mereka sudah berkeliling di Candi Borobudur dan kawasannya, namun masih ada pertanyaan yang belum bisa di jawab secara jelas oleh petugas-petugas candi. Salah satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa mengatakan Borobudur awalnya berdiri dikitari rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi. Dasarnya adalah prasasti Kalkutta bertuliskan ‘Amawa’ berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi. Beberapa yang lain mengatakan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi.
Dengan segala kehebatan dan misteri yang ada, wajar bila banyak orang dari segala penjuru dunia memasukkan Borobudur sebagai tempat yang harus dikunjungi dalam hidupnya. Selain menikmati candinya, anda juga bisa berkeliling ke desa-desa sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo untuk melihat aktivitas warga membuat kerajinan. Anda juga bisa pergi ke puncak watu Kendil untuk dapat memandang panorama Borobudur dari atas.





No comments:

Post a Comment